Breaking News
Tonton Channel YouTube The CR3ED dan YAHUT News. jangan lupa Like dan Subscribe nya Guys ! Follow Instagram @Leowanda
  • News
  • Film
  • Music

Tab 1 Top Area

Tech News

Film Reviews

Recent Post

Sabtu, 13 Oktober 2018
100+ Kumpulan Quotes / Kata Bijak Fiersa Besari

100+ Kumpulan Quotes / Kata Bijak Fiersa Besari

Fiersa Besari adalah seorang Idealis, Musikus, Penulis, dan Juga Traveller ke beberapa tempat di Indonesia, seperti Gunung, Bukit, Pantai, Dan lain - lain semacamnya.






Berikut adalah Kumpulan Quotes dari Fiersa Besari :

1. "Ternyata, bangun lebih pagi adalah pembunuh gerutu. Karena kita punya waktu untuk secangkir kopi, setampuk lamunan, dan secarik rindu." - Fiersa Besari 

2. "Ternyata memang benar, ketika pujian membuat seseorang besar kepala, ia tidak lagi besar hati untuk menerima saran." - Fiersa Besari 

3. "Nyatakan perasaan, hentikan penyesalan, maafkan kesalahan, tertawakan kenangan, kejar impian. Hidup terlalu singkat untuk dipakai meratap." - Fiersa Besari 

4. "Jangan cuma lihat senangnya, coba rasakan sedihnya. Hidup siapa pun tidak ada yang sempurna." - Fiersa Besari 

5. "Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, lalu syukuri bahwa ia ada di sana untuk dikagumi dalam diam." - Fiersa Besari 

6. "Jangan ambil apa pun, termasuk foto. Jangan tinggalkan apa pun, termasuk jejak. Jangan buang apa pun, termasuk waktu," ujar hutan pada manusia yang tidak bisa menepati janjinya. - Fiersa Besari 

7. "Dijaga, bukan dikekang. Dipeluk, bukan dicekik. Dipercayai, bukan dicurigai. Diperjuangkan, bukan dipaksakan." - Fiersa Besari

8."Bagi beberapa orang, move on tidak semudah itu. Ada pengalaman pahit dan trauma yang membuat seseorang enggan membuka hati untuk orang baru. Kita pernah merasakan itu. Alangkah tidak baiknya memaksa seseorang move on jika kita tidak tahu latar belakangnya." - Fiersa Besari 

9. "Mungkin, kita terlalu pandai berpura-pura hingga kita lupa bahwa kita sedang berpura-pura. Dan akhirnya kepura-puraan tersebut kita anggap kebenaran." - Fiersa Besari 

10. "Tidak pernah terlalu pagi untuk berbahagia. Tidak pernah terlalu siang untuk memaafkan." - Fiersa Besari 

11. "Kita butuh empati, lebih dari penghakiman. Butuh berbagi pendapat, lebih dari penghukuman. Butuh solusi, lebih dari sekadar kritik dan makian. Karena, yang lebih menyedihkan dari melihat seseorang yang berbuat kesalahan, adalah melihat orang-orang memaki seseorang yang berbuat kesalahan." - Fiersa Besari 

12. "Tidak perlu terlalu bergantung pada orang lain. Orang lain juga punya kepentingan masing-masing." - Fiersa Besari 

13. "“Perasaan” tidak pernah salah, tidak pernah bisa diatur. Cara menyikapi dan mengutarakannya yang menentukan apakah kita akan salah atau tidak." - Fiersa Besari 

14. "Menyalahkan pengakuan orang lain itu mudah. Mengakui kesalahan sendiri itu yang sulit." - Fiersa Besari 

15. "Menolong orang tidak perlu diiming-imingi 'Nanti dapat pahala dan rezeki berlipat ganda' Karena ketulusan tidak mengharapkan imbalan." - Fiersa Besari 

16. "Hujan dan gebetan itu mirip. Ada yang mengaku suka, tapi hanya memandangnya dari tempat duduk yang hangat, berkata-kata romantis tanpa pernah mau bersinggungan. Ada yang betulan suka, mengalahkan rasa tidak nyaman, langsung berinteraksi dengannya meski berisiko sakit." - Fiersa Besari 

17. "Selalu ada hari baru untuk setiap napas. Selalu ada kesempatan baru untuk kembali tersenyum. Patah hati tidak harus selamanya, kan?" - Fiersa Besari 

18. "Tunjukkan kegelapan dan aku bisa melihat cahaya. Tunjukkan semua keburukanmu dan aku masih bisa melihat kebaikan yang tersisa." - Fiersa Besari 

19. "Membenci dan mencemburui masa lalu adalah hal yang melelahkan. Kita takkan pernah bisa mengubahnya, kita hanya bisa belajar darinya." - Fiersa Besari 

20. "Apakah kota masih untuk manusia, jika kita lahir, sekolah, kuliah, bekerja, lantas mati bagai robot yang tak mengerti alasan sebenarnya kenapa diutus ke muka bumi?" - Fiersa Besari

21. "Tidak perlu pelit ilmu. Semua orang bisa memegang gitar yang sama, tidak semuanya akan memainkan lagu yang sama." - Fiersa Besari 

22. "Jangankan dipaksa melupakan, dipaksa tidur saja tidak enak." - Fiersa Besari 

23. "Kesalahan kebanyakan orang adalah terlalu mempermasalahkan asal muasal yang berbeda, kemudian lupa menyamakan arah tujuan." - Fiersa Besari 

24. "Saya masih saya yang sama. Caramu menilai saja yang mungkin berbeda." - Fiersa Besari 

25. "Kau unik; satu-satunya di antara tujuh miliar manusia. Tidak perlu mengklasifikasikan sifatmu dalam batas zodiak atau golongan darah." - Fiersa Besari 

26. "Banyak-banyak baca buku. Agar tidak gampang menerima informasi mentah-mentah." - Fiersa Besari

27. "Jatuh cinta bagi beberapa orang: Saling menipu diri dengan profile picture penuh manipulasi." - Fiersa Besari 

28. "Cobaan bukan alasan untuk berhenti mencoba." - Fiersa Besari 

29. "Betapa banyak dari kita senang meributkan hal-hal kecil hingga terlupa akan gambaran besarnya." - Fiersa Besari 

30. "Semakin kuat dirimu, semakin banyak yang ingin melemahkanmu. Semakin besar dirimu, semakin banyak yang ingin mengerdilkanmu. Semakin bebas dirimu, semakin banyak yang ingin mengekangmu. Semakin kau menjadi dirimu, semakin banyak yang ingin menjadi dirimu." - Fiersa Besari 

31. "Sebaik-baiknya cendera mata, bukanlah yang indah dipajang di lemari, melainkan yang indah dikenang di hati." - Fiersa Besari 

32. "Menurut saya, istilah “pelakor” yang berarti “perebut lelaki orang” terasa kurang tepat. Hati seseorang tidak bisa direbut kalau ia tidak ingin direbut. Selingkuh itu butuh persetujuan minimal dua orang." - Fiersa Besari 

33. "Enak atau tidaknya ucapan “selamat malam” dan “selamat pagi” itu tergantung siapa yang mengucapkan." - Fiersa Besari 

34. "Tidak perlu semuanya diceritakan pada dunia. Tetap sisakan misteri. Bukankah rasa penasaran yang membuat mereka terus menggali lebih dalam tentangmu?" - Fiersa Besari

 35. "Lebih baik memastikan biarpun menyakitkan, daripada selamanya bertahan dalam ketakutan." - Fiersa Besari 

36. "Hidup dapat sangat mengecoh. Yang kita percaya bisa menikam dari belakang. Yang kita hindari malah mampu jadi penyelamat." - Fiersa Besari 

37. "Cara terburuk untuk patah hati adalah dengan memperlihatkan pada orang yang sudah membuat kita patah hati bahwa kita semenyedihkan itu. Jangan ! Buktikan bahwa hidup kita lebih baik tanpa dia. Bekerja lebih keras, berkarya lebih banyak." - Fiersa Besari 

38. "Di dunia ini, ada yang jika diselingkuhi akan pergi meski sakit, lalu memulai hidup baru dengan orang lain. Ada juga yang jika diselingkuhi akan membalas dendam dengan karya, lalu sukses. Ada juga yang jika diselingkuhi akan mencoba bunuh diri." - Fiersa Besari 

39. "Ternyata betul, semakin kita memandang segala sesuatu dengan negatif, semakin dunia memandang kita dengan negatif pula. Semakin kita berbagi kebaikan, semakin banyak pula kebaikan yang kita dapatkan. Teori ini tidak penah terlalu tua." - Fiersa Besari 

40. "Bertualang itu tidak harus selalu berpasangan, karena yang terpenting adalah menjadi rumah untuk satu sama lain." - Fiersa Besari

41. "Ada yang memandang ia yang angkuh menjulang. Ada yang menanti ia yang tak punya hati. Ada yang lupa bahwa jatuh cinta tidak diminta. Ada yang lupa bahwa rasa tidak bisa dipaksa." - Fiersa Besari 

42. "Mau dibungkam dengan cara apa pun, mau disudutkan dengan isu apa pun, kebenaran tetaplah kebenaran. Ia akan hadir dengan caranya sendiri." - Fiersa Besari 

43. "Kalau tiap hari dipamerkan, mungkin ada baiknya mulai dipertanyakan: itu pasangan atau pajangan?" 

44. "Jangan sampai bekerja, tapi malah dikerjain. Bermanfaat, tapi malah dimanfaatin." - Fiersa Besari 

45. "Kalaupun harus gagal, setidaknya gagal dengan cepat dan tegas. Daripada berputar-putar, masuk friendzone, jadi teman curhat, menunggu dia putus, main kode, berusaha jujur, eh sudah begitu gagal-gagal juga." - Fiersa Besari

46. "Manusia berevolusi dari bertanya “kamu udah punya pacar belum?” ke tidak bertanya dan lebih memilih untuk stalking Instagram lalu menyimpulkan seseorang sudah punya pacar atau belum dari ada atau tidak foto couple ber-caption romantis di feed-nya." - Fiersa Besari 

47. "Beberapa orang takut mengutarakan pendapat karena takut kehilangan pendapatan." - Fiersa Besari 

48."Bahasa kita berbeda, agama kita berbeda, budaya kita berbeda, bukankah itu indah? Acungkan kepalmu, Kawan. Lawan ketidakadilan. Satukan semangat kita, anak semua bangsa." - Fiersa Besari 

49. "Ada yang bernapas tapi tidak bersyukur; merdeka tapi memilih dipenjara; tersenyum tapi tidak bahagia; bernyawa tapi tidak benar-benar hidup." - Fiersa Besari 

50. "Semoga kekurangajarannya mengajarimu sesuatu." - Fiersa Besari

51. "Kau tahu, kan, ada yang sepandai itu menebar pesona, memberi harapan, membuat caption yang seolah-olah untukmu, membuatmu senyum-senyum sendiri. Jangan senang dulu. Siapa tahu, dia seperti itu ke banyak orang." - Fiersa Besari 

52. "Perjuangan tidak melulu soal maju dan menyerang. Terkadang juga soal berdiri dan bertahan." - Fiersa Besari

53. "Wahai yang berpasangan, tidak perlu mengejek yang sendirian. Yang sendirian belum tentu akan berpasangan. Tapi yang berpasangan suatu saat nanti pasti akan sendirian." - Fiersa Besari 

54. "Saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, tapi saya akan membela sampai mati hak Anda untuk mengatakan itu,” kalimat milik Voltaire yang pas untuk menyikapi kartu kuning. Kita tidak harus sependapat, bukan berarti kita mesti menghadapi perbedaan pendapat dengan makian. - Fiersa Besari 

55. "Biarlah dia mirip aku, mereka mirip mereka, atau siapa mirip siapa. Yang kutahu, kau mirip jodohku." - Fiersa Besari 

56. “Iya, tapi ...,” adalah bentuk setuju untuk tidak setuju. - Fiersa Besari 

57. "Kalau sampai rindu, aku tidak akan bilang-bilang, aku akan datang. Tidak ada yang berat, selama hati kita masih erat." - Fiersa Besari 

58. "Tapi, sehebat-hebatnya pengkritik, takkan berani mengkritik pasangan yang sedang sensi. Percayalah, saya sudah mencoba, dan hasilnya buruk." - Fiersa Besari 

59. "Betapa menyedihkan melihat anak-anak muda takut mengungkapkan pendapatnya pada orang-orang yang mereka idolakan, hanya karena takut idolanya marah, menyebarluaskan opini mereka, lalu berujung memblokir.  Padahal, kritik adalah salah satu bahan baku berkarya, bukan hanya sanjungan." - Fiersa Besari

60. "Lebih baik bilang duluan, daripada keduluan orang lain." - Fiersa Besari

61. "Beberapa orang terpejam saat melihat, terpenjara padahal merdeka, menunduk walau harusnya menengadah, mati meski masih bernapas." - Fiersa Besari 

62. Sudah sama-sama dewasa, tidak lelah main kucing-kucingan?" - Fiersa Besari 

63. "Manusia: Yang sendiri ingin berdua. Yang berdua ingin sendiri. Yang sendiri ingin berdua. Yang berdua ingin orang ketiga." - Fiersa Besari 

64. "Tak usah repot-repot menyisakan ruangan di hatimu untuk seseorang yang tidak mau menetap." - Fiersa Besari 

65. "Lain kali main ke hatimu, aku mau bawa spidol permanen supaya bisa menulis namaku di sana." - Fiersa Besari 

66. "Senyum saja. Tidak perlu banyak marah-marah. Nanti cepat tua. Daripada tua sendiri, lebih baik tua berdua bareng saya." - Fiersa Besari 

67. "Tidak semua yang makin berisi makin menunduk. Beberapa harus menengadah dan melawan." - Fiersa Besari 

68. "Perasaan tidak bisa dilarang-larang. Tapi, bukan berarti tidak bisa disikapi dengan bijaksana." - Fiersa Besari 

69. "Kita adalah titik-titik kecil yang terkorelasi oleh Alam Semesta. Duka mereka, duka kita. Sakit mereka, sakit kita. Doa mereka, doa kita." - Fiersa Besari 

70. "Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, lalu syukuri bahwa ia ada di sana untuk dikagumi diam - diam." - Fiersa Besari

71. “Kapan-kapan” adalah “tidak akan” yang dihaluskan. - Fiersa Besari 

72. "Mampukah kekasihmu setangguh aku? Menunggu tapi tak ditunggu. Bertahan tapi tak ditahan." - Fiersa Besari 

73. "Jangan sampai terlalu sibuk menghidupi diri sendiri sampai lupa caranya menikmati hidup sendiri." - Fiersa Besari 

74. "Hal yang paling menyebalkan dari petualangan adalah: sekali kau terkena racunnya, kau akan kecanduan. Kau akan mencari cara untuk kembali berkelana, meski harus menumpang mobil, tidur mengemper. Dan ketika kau tiba di destinasi impianmu, kau tahu semua pengorbanan itu sepadan." - Fiersa Besari 

75. "Padahal, berinteraksi itu sebetulnya mudah: lakukan sesuatu yang jika orang lain lakukan padamu, kau takkan keberatan. Jangan lakukan sesuatu yang jika orang lain lakukan padamu, kau akan marah dan kecewa." - Fiersa Besari 

76. "Tidak apa-apa mencoba, asal siap kecewa." - Fiersa Besari 

77. "Tidak ada pencinta alam senior atau junior. Semua sama di mata semesta; sama-sama harus mawas diri, sama-sama harus rendah hati." - Fiersa Besari 

78. "Ada manusia yg senang mendengar hanya demi menunggu kesempatan untuk mematahkan pendapat orang lain. Ada manusia yg senang diperhatikan tanpa tahu caranya memperhatikan. Ada manusia yg senang menghakimi tanpa pernah mau mengerti sudut pandang orang lain." - Fiersa Besari 

79. "Lucu, kita membentuk pola pikir anak kecil agar tumbuh menjadi seperti kita. Padahal, diam-diam kita rindu menjadi anak kecil lagi." - Fiersa Besari 

80. "Tidak semua yang bersandar, berlabuh. Tidak semua yang singgah, betah." - Fiersa Besari

81. "Dan aku hanya bisa menjadi pendosa, sementara engkau terus menjadi pendoa. Dan aku selalu sibuk dengan keakuanku, sementara kau selalu sibuk merindukanku." - Fiersa Besari 

82. "Kau boleh lari dari kenyataan, asalkan tahu jalan pulang. Pergi dengan kekanakan, pulang dengan pendewasaan." - Fiersa Besari 

83. "Dalam hidup ini, ada beberapa hal yang tidak ingin saya lakukan, tapi ketika sudah melakukannya, saya bisa sebahagia itu. Berenang bersama pari Manta adalah salah satunya." - Fiersa Besari 

84. "Kalau sampai tenggelam, cari jalan untuk naik ke permukaan. Kembali bernapas, lalu temukan daratan. Jangan sampai mengambang tak tentu arah." - Fiersa Besari 

85. "Kalau sampai tenggelam, cari jalan untuk naik ke permukaan. Kembali bernapas, lalu temukan daratan. Jangan sampai mengambang tak tentu arah." - Fiersa Besari

86. "Kematian tidak pernah ada bagi mereka yang tahu caranya menghargai ingatan." - Fiersa Besari 

87. "Kalau pacarmu terus-terusan kau bentuk menjadi sesuai imajinasimu; kau paksa ia menjadi apa yang kau mau; kau larang ia mengejar impiannya, bukankah lebih baik kau berpacaran dengan dirimu sendiri saja?" - Fiersa Besari 

88. "Sehebat apa pun kau rasa profesimu, tidak ada yang istimewa. Kita semua sama-sama bernapas dan berdarah. Hari ini menggenggam kehidupan, esok mungkin menggenggam kematian." - Fiersa Besari 

89. "Kau tahu apa yang membedakan raja dengan pejuang? Raja sibuk mempertahankan tahta, bersabda, mengumpulkan rakyat dan membela diri seolah ia paling benar. Pejuang diam-diam menyerang, menjatuhkan sang raja dari singgasana. Jangan lupa, dalam catur, raja adalah yang terlemah." - Fiersa Besari 

90. "Karenamu, saya mendefinisikan ulang kata “aku” menjadi tidak boleh egois, “kau” menjadi alasan untuk tetap melangkah, dan “kita” menjadi sesuatu yang harus diperjuangkan." - Fiersa Besari 

91. "Alat itu penting. Ilmu lebih penting." - Fiersa Besari 

92. "Sebuah pertemuan anak-anak manusia yang sedang kasmaran akan selalu terasa singkat, sepanjang apa pun waktu yang dihabiskan." - Fiersa Besari 

93. "Beberapa orang menganggap Sabtu dan Minggu adalah hari kerja sementara lima hari lainnya untuk berlibur." - Fiersa Besari 

94. "Awal kita berbeda, paham kita berbeda, pemikiran kita berbeda, karya kita berbeda, rasa kita berbeda, kita berbeda, lalu untuk apa kau memaksaku menjadi apa yang engkau mau? Tak perlu repot-repot. Aku telah tiba di titik kesadaran di mana hidupku adalah milikku, bukan milikmu." - Fiersa Besari 

95. "Berani bertindak tapi tidak berani berpikir kritis sama saja dengan berjalan tapi tidak tahu ke mana harus mengambil belokan yang tepat." - Fiersa Besari 

96. "Tidak perlu menggali kalau tidak siap menghadapi." - Fiersa Besari

97. "Hidup adalah tentang hilang, datang, dan segala di antaranya." - Fiersa Besari 

98. "Orang besar, harus siap dikerdilkan. Orang hebat, harus siap dikucilkan. Orang berani, harus siap dibungkam. Orang benar, harus siap dibunuh. " - Fiersa Besari 

99. "Rendahkan hati, bukan rendahkan diri. Dikasihi, bukan dikasihani." - Fiersa Besari

100. "Dijaga, bukan dikekang. Dipeluk, bukan dicekik. Dipercayai, bukan dicurigai. Diperjuangkan, bukan dipaksakan." - Fiersa Besari

101. "Perasaan tidak pernah salah, tidak pernah bisa diatur. Cara menyikapi dan mengutarakannya yang menentukan apakah kita akan salah atau tidak." - Fiersa Besari 

102. "Tunjukkan kegelapan dan aku bisa melihat cahaya. Tunjukkan semua keburukanmu dan aku masih bisa melihat kebaikan yang tersisa." - Fiersa Besari

103. "Selalu ada hari baru untuk setiap napas. Selalu ada kesempatan baru untuk kembali tersenyum. Patah hati tidak harus selamanya, kan ?" - Fiersa Besari 

104. "Semakin kuat dirimu, semakin banyak yang ingin melemahkanmu. Semakin besar dirimu, semakin banyak yang ingin mengerdilkanmu. Semakin bebas dirimu, semakin banyak yang ingin mengekangmu. Semakin kau jadi dirimu, semakin banyak yang ingin menjadi dirimu." - Fiersa Besari

105. "Pura - pura tidak perduli boleh saja, tapi harus siap juga untuk pura - pura tidak sakit hati." - Fiersa Besari

106. "Tidak perlu semuanya diceritakan kepada Dunia. Tetap sisakan Misteri. Bukankah rasa penasaran yang membuat mereka terus menggali lebih tentangmu ?" - Fiersa Besari

107. "Cara teburuk untuk patah hati adalah dengan memperlihatkan pada orang yang sudah membuat kita patah hati bahwa kita semenyedihkan itu. Jangan. Buktikan bahwa hidup kita lebih baik tanpa dia. Bekerja lebih keras, berkarya lebih banyak." - Fiersa Besari

108. "Ternyata betul, semakin kita memandang sesuatu dengan negatif, semakin dunia memandang kita dengan negatif pula. Semakin kita berbagi kebaikan, semakin banyak pula kebaikan yang kita dapatkan. Teori ini tidak pernah terlalu tua." - Fiersa Besari

109. "Sesorang yang tepat tak selalu datang tepat waktu. Kadang ia datang setelah kau lelah disakiti oleh seseorang yang tidak tahu cara menghargaimu." - Fiersa Besari

110. "Jatuh hati tidak pernah bisa memilih, Tuhan yang memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah Konsekuensi, bahagia adalah bonus." - Fiersa Besari

111. "Pertama kau kenal orangnya, lalu kau kenal sahabatnya, lalu kau kenal keluarganya, lalu kau menjadi bagian dari hidupnya, Indah..." - Fiersa Besari

112. "Lagi - lagi imajinasi menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. Semestara Realitas ? dalam realitas kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. Aku sibuk mengejarmu. Kau sibuk menghindariku. Oh tenang. Aku tidak lelah. Justru, aku menikmati porsesnya." - Fiersa Besari

113. "Tak perlu menyeragamkan diri dengan kebanyakan orang. Tak perlu kekinian (karena yang kekinian akan alay pada waktunya). Tak perlu repot - repot menyamakan diri dengan orang lain. Kau diciptakan untuk menjadi unik. Sudah terlalu banyak orang yang sama seperti kebanyakan orang." - Fiersa Besari

114. "Lambar laun kusadari, beberapa rindu memang harus sembunyi - sembunyi. Bukan untuk disampaikan, hanya untuk dikirimkan lewat doa. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk diutarakan, hanya untuk disyukuri keberadaanya." - Fiersa Besari

115. "Biarlah "Apa Kabar ?" menjadi pengganti "Aku Rindu", "Jaga dirimu baik - baik" menjadi pengganti "Aku sayang kamu", Tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntunmu, pundaknya menjadi pengganti pupndakku untukmu bersandar. Biarlah gemercik gerimis, carik senja, secangkir teh, dan bait lagu menjadi penggantimu." - Fiersa Besari

116. "Aku tidak mahir mengejar, tapi aku tahu cara menunggumu. Aku tidak mahir berkata - kata, tapi aku tahu cara mendoakanmu. Aku tidak mahir memberi saran, tatpi aku tahu cara mendengarkanmu. Aku tidak mahir melawak, tapi aku tahu cara membuatmu bahagia, Aku tidak mahir memimpin, tapi aku tahu cara menuntunmu. Aku tidak mahir untuk rela mati, tapi aku tahu cara hidup denganmu. Aku tidak tahu dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi, selama aku mampu, mimpi - mimpi kita adalah Prioritas." - Fiersa Besari

117. "Aku, biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar, jika aku hancur... Kau juga." - Fiersa Besari

118. "Pada waktunya, dunia hanya perlu tahu kalau kita hebat. Kebahagiaan tidak membutuhkan penilaian orang lain." - Fiersa Besari

119. "Aku tidak tahu cara membencimu dengan baik dan benar. Seperti kau tidak tahu cara menyayangiku dengan baik dan benar." - Fiersa Besari

120. "Cinta bukan melepas tapi merelakan. Bukan memaksa tapi memperjuangkan. Bukan menyerah tapi mengikhlaskan. Bukan merantai tapi memberi sayap." - Fiersa Besari



Salam Literasi,
Salam Lestari,
Fiersa Besari.


Sumber :


Sabtu, 01 September 2018
Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Final Part )

Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Final Part )

Tak terasa waktu berlalu.
Sudah 4 tahun Eno kuliah dan hari ini adalah hari Wisuda nya.
Ibu dan Ayah Eno datang, serta Hary dan Martin juga datang ke Wisuda nya Eno.
Eno, Robi, Chico dan Glen Wisuda bersamaan hari ini juga.
Eno memperkenalkan Kedua temannya dekat nya dari Kisaran, yaitu Hary dan Martin.
Begitu juga sebaliknya, Eno mengenalkan Chico, Robi, dan Glen adalah teman dekat nya di Medan.
Mereka yang selalu membantu Eno selama di Medan
Bersyukurnya Eno, selalu di sayangi oleh teman - temannya.

Ntah kenapa di hari itu Eno diberi kesempatan untuk sedikit berpidato di depan para peserta Wisuda yang lainnya.
Eno disuruh naik atas panggung dan memberi sedikit Pidato perpisahan.
Eno yang terkejut mendengarnya, seperti orang bodoh. berdiri dari kursi nya dan berjalan menuju panggung.
Teman - teman nya yang lain memberi nya tepuk tangan untuk Eno.
Baca Kelanjutan Ceritanya Disini



Original Story By : Alvin Leowanda

Genre : Fiksi, Remaja

Senin, 13 Agustus 2018
Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Part 15 )

Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Part 15 )

Keesokan hari nya Eno kembali ngampus seperti biasanya.
Teman - temannya mencoba menghiburnya, tapi tetap terabaikan oleh Eno.
Sampai pada Jam Istirahat pun, ia hanya melamun dan termenung saja di kantin.
"No kau kenapa sih ? Dari tadi diaaaam aja". Tanya Chico
"Ntah nih, gak tahu". Sambung Robi yang sedang menyuap nasi ke mulutnya.
"Masalah Malia ya No ? Kau udah nembak dia ?". Tanya Glen datar.
Eno hanya melihat wajah Glen, dan kembali mengganjal wajahnya dengan tangannya di Meja.
Glen sepertinya mengerti apa yang dirasain Eno dari tatapan wajahnya barusan tadi.
"Bentar yaa aku ke Toilet dulu". Kata Glen
"Yoo !". Ucap Robi.


Glen pun pergi meninggalkan mereka.
Bukan ke Toilet, Glen malah pergi menemui Malia di ruangan kelasnya.
Ia sudah mencari di sekitaran kantin tetapi tidak ada, makanya dia langsung menuju kelasnya saja.
Glen melihat Malia sedang duduk membaca Novel di meja kelas nya. Glen langsung duduk disamping Malia. Tanpa basa - basi Glen langsung bertanya ke Malia.
"Kenapa ?". Tanya Glen.
"Sorry, Kenapa apanya ?". Tanya Malia balik.
"Sebelumnya kamu tahu aku siapa ?". Tanya Glen lagi.
"Iyaa kamu temannya Eno kan, kalian kan Se-geng". Jawab Malia.
"Berarti kamu sudah tahu, kenapa kamu nolak Eno ?". Tanya Glen serius.
"Kamu tahu dari mana ? Dia cerita yaa ?". Tanya Malia balik.
"Dia gaperlu cerita aku juga sudah tahu dari tingkah laku dan mimik wajahnya". Jawab Glen
"Aku belum bisa aja, aku masih trauma, aku masih memperbaiki hati". jawab Malia ketus.
"Oh gitu, kamu tahu gak ? dia berjuang untuk kamu, apa - apa yang kamu perlu dia berikan, kadang dia ingin marah tapi ditahan, dan kamu masih enak - enakan dengan egomu". Ucap Glen serius.

Baca Kelanjutan Ceritanya Disini







Original Story By : Alvin Leowanda
Genre : Fiksi, Remaja.

Available On Wattpad
Senin, 23 Juli 2018
Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Part 14 )

Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Part 14 )

Seminggu kemudian Eno pun untuk kesekian kali meninggalkan Ibu nya, Ayah nya, Hary, Martin dan Kota Kisaran tercinta nya.
Ia kembali ke Medan. Ibu Eno berpesan agar tidak terjadi kejadian seperti kemarin di Medan. Karena bisa menyusahkan Om Fadli dan Tante Arini.
Sesampai nya di Medan, Eno di jemput oleh ketiga temannya di Stasiun Kereta Api besar Medan.
Glen, Robi, dan Chico menunggu Eno di Parkiran.
Eno di jemput menggunakan Mobil nya Glen. Yaa Glen memang cukup Kaya, Ayah nya berkerja di perkebunan dan juga Driver Off-Road. Ayah nya sering juara di Kejuaran Mobil Off-Road, jadi tidak heran kalau Glen kaya, walaupun begitu dia tidak pernah sombong sama siapa pun. Apalagi dengan 3 temannya ini.
Robi yang menunggu Eno di luar Mobil, langsung menegur Eno saat dia melihatnya.
"Noo !! Sini..". Teriak Robi
Eno yang mendengar teriakan Robi langsung melihat ke arah nya dan melambaikan tangannya.
"Woii !". Tegur Eno balik.
Eno dan Robi masuk kedalam Mobil, Glen yang menyupir, Chico berada disamping nya.
Sedangkan Robi dan Eno di belakang.
Mereka berhenti di salah satu Rumah Makan, untuk Makan dulu.
Setelah mereka selesai Makan, Glen langsung mengantar Eno pulang kerumah Om Fadli dan Tante Arini.
Tidak ada pembicaraan yang menarik di antara mereka di Mobil pada saat itu.
Eno tidak mau menceritakan kejadian yang baru ia alami seminggu yang lalu kepada temannya itu.
Karena menurutnya, itu juga tidak ada gunanya, dan temannya juga tidak perlu tahu tentang itu.

Baca Kelanjutan Ceritanya Disini



Original Story By : Alvin Leowanda
Genre : Fiksi, Remaja
Selasa, 17 Juli 2018
Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Part 13 )

Kisaran Vs Everybody - Cerita Pendek ( Part 13 )

Keesokan hari nya. Pagi – pagi Eno sudah bangun dari tidurnya.
Dia bergegas Mandi dan langsung pergi. Ibu Eno pun bertanya.
"Mau kemana No Pagi – pagi gini udah pergi ?". Tanya Ibu Eno.
"Ada urusan sebentar Bu". Jawab Eno berlalu pergi meninggalkan rumah dan langsung memacu Motornya.
Eno pergi kebeberapa Tempat dimana biasa anak – anak komunitas di Kisaran berkumpul.
Ia ingin mengumpulkan Pasukan untuk melawan Pasukan dari Kota sebelah, Tanjung Balai.
Eno memang dikenal baik oleh Komunitas – komunitas lain di sini, maka dari itu para Komunitas ini pun dengan senang hati membantu Eno, karena mereka juga tidak terima Tempat tinggal mereka di lecehkan seperti itu.
Eno terus berkeliling mencari Komunitas yang ingin membantu nya dalam Kasus ini.
Setelah itu dia menge-chat Hary dan Martin untuk nongkrong di tempat biasa mereka nongkrong, Classic Coffe.
Sesampainya disana, mereka pun langsung memesan Minuman mereka dan langsung di catat oleh pelayan cafe nya.
"Jadi gimana udah terkumpul ?". Tanya Eno
"Aku beberapa sih udah". Kata Hary
"Kalau aku masih sedikit No, karena waktu aku kan terbagi sama kerjaan sekarang". Jawab Martin.
"Loh iyaa ? kau kerja dimana sekarang Tin ?". Tanya Eno lagi.
"Dimana lagi, di Ponsel lah No. Mau kerja apa disini coba ?". Jawab Martin.

Baca Kelanjuta Ceritanya Disini





Original Story By : Alvin Leowanda

Genre : Fiksi, Remaja